Minggu, 16 Oktober 2011

fermentasi

ketika akhirnya kau bercerita tentang apa yang kau simpan, sebuah fermentasi untuk sebuah waktu dapat dinikmati, kau telah menghilangkannya dengan sengaja. anggur terbaik itu, kandungan alkoholnya perlahan hilang, aromanya tersebar di seluruh kota. semua orang tahu, dia tak lebih baik dari air cucian piring. lalu mereka tertawa, meremehkan rahasiamu.

mereka sudah tahu apa yang kau simpan, yang kau diam-diam perhatikan di dalam kamarmu, selama bertahun-tahun, sambil pura-pura menjadi orang biasa. mereka sudah sangat tahu, dan kau kalah.

aku tidak mau. ini belum terjadi.
ketika lebih baik aku menjaga fermentasi itu sendirian, biar aku yang merasakan sendiri prosesnya, diam selama bertahun-tahun dan mencoba tetap tenang, meski berakhir dengan warna merah tua, namun jika sudah siap, aku mampu membuat kau mabuk, lalu kau tidak akan bisa pulang, karena kau terhipnotis, untuk selalu menyodorkan gelas kaca ini padaku. aku tidak menyuruhmu menunggu, pulanglah saja dan kembali bermain. suatu saat aku akan tersenyum bengis sambil membawa sebuah fermentasi mematikan, dan aku akan tertawa melihat kau terbaring manja, di balik penjara kesadaranmu. Haha.

Sabtu, 08 Oktober 2011

batuk

ada yang patah

senyummu

matamu layu dan suaramu sengau. kau memegang perut dan sibuk terbatuk. baju tebal lengan panjang yang kau kenakan siang itu, tak sanggup mendiamkan raungan dibalik leher.

'kenapa kau melihatku seperti itu?' katamu sambil menggaruk-garuk leher.

aku kira masa sulit itu hanya sehari, namun seminggu ini kau bertambah pucat. langkahmu setengah terseret dan terus-menerus pegang jidat, lalu cemberut. di tengah keramaian kau menahan batuk sambil menangis. kau tidak manja, tidak sama sekali. kau ingin teman-temanmu tetap tertawa. kau memilih untuk menangis, menahan batuk. aku gemas.

beberapa kali kulihat kau ke kamar mandi, entah mencuci tangan atau sibuk menangis di sana. sayang kita tidak bisa masuk ke kamar mandi yang sama, kecuali jika rambutku terurai panjang dan pakai sepatu bakiak oranye. aku ingin tahu, kenapa saat kembali ke kelas matamu setengah basah dan hidungmu merah? kau sakit?

ya, kau sakit. dan kau diam saja. kau menggeleng ketika kutawari es limun, kau pasti sedang sakit! es limun kan enak sekali, aku tahu kau suka. sudahlah, jangan berbohong!

tapi jika itu pilihanmu-atau mungkin kau malu, ya sudah, aku akan tetap memperhatikan di belakang kursimu, menghitung berapa kali kau ijin ke kamar mandi, melihat gerak-gerikmu saat kau terbatuk, dan terus menerus membawa es limun-untuk kita seruput bersama.

jika besok aku menyodorkan es limun padamu dan kau mau minum, artinya kau sudah sembuh. cepat sembuh, dong.