Minggu, 08 Juli 2012

J atau Alaska


"mengapa begini….."

B bertanya dalam hati. di tengah ruang makan. menunggu J yang berjanji datang sebelum pukul dua belas. semua lagu sudah diputar, film kesukaan telah habis ditonton, di sofa yang bisu namun berbahan spons, menanti J dengan sebuah janji. iya janji, ingin sekali memaki si janji, karena tak pernah ditepati.

anggur ini hampir habis, seteguk lagi lalu B berjanji akan mengunci pintunya, dan memilih tidur sendiri. tangan kirinya menggengam sebuah tiket menuju Alaska. sebagai jawaban atas pertanyaannya, dalam beberapa minggu ini.

B berjalan menuju kloset. beberapa mantel bulu dan sepatu boots telah dilipatnya dalam koper. 
yang akan memeluknya dalam perjalanan menuju jawaban. sebagai benda mati yang mampu menghangatkan.

telepon berbunyi,

"Halo B sayang, aku gak bisa ke tempatmu sekarang, klien tiba-tiba minta ketemu di bar X. Besok aku pasti kesana. 
I love you."

air mata B perlahan menetes, yang telah diurungkan selama seminggu, kini turun tanpa malu.

"see you, sayang."




Kamu hanya tidak tahu...


bahwa bintang itu biru
bahwa dedaunan merah jambu
bahwa kereta ini menuju Alaska
bahwa aku tertawa melihat kau menerka-nerka

bahwa merelakan adalah hal paling mudah sedunia
bahwa menangis adalah hal paling membahagiakan selautan
bahwa suara yang tertahan tidak membuatku mati kehabisan napas
bahwa aku telah bahagia bersama bayangan di belakang pintu
bahwa aku sedang sibuk berbohong padamu



Kamu hanya tidak tahu itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar