Rabu, 22 Agustus 2012

26

saat masih muda, ada masa-masa dimana teman lebih penting. atau pacar adalah segalanya. dunia punya berdua. geng kesayangan itu yang utama. atau tempat nongkrong tak akan pernah ditinggal lama-lama.
pernah ada masa seperti itu. masa-masa keemasan. masa tas memeluk pundak dan naik motor ugal-ugalan. masa ibu memarahi karena pulang pukul dua. masa orang tua terasa ada sebagai sumber minta-minta. masa akulah si pemilik dunia.

lalu pertemanan tidak selamanya bergandengan tangan. tempat nongkrong dipugar. sahabat-sahabat terhebat pergi meninggalkan kota. tidak ingin datang ke perpisahan. hati tidak pernah tenang, mimpi buruk selalu datang. rasanya tak ingin pulang. tak ingin terkenang. suasana hati sungguh fluktuatif. tiba-tiba tertawa keras melihat kipas angin berputar stagnan, menangisi air galon yang sudah habis, dan marah besar saat nugget kesukaan tergoreng gosong. ibu bertanya kenapa dan tak ada yang dapat dijelaskan kecuali berteriak banting pintu.

rasanya diam di rumah itu dungu.

seisi rumah hanya dapat lalu lalang tanpa tahu apa isi otak saat ini.

mereka atribut yang mendatangkan angin ribut.

lalu pergi ke himalaya. ke alaska. ke pesta entah siapa. ke reunian tak dikenal. berenang sampai pagi. menggunting alis di mall. naik kereta ke perhentian akhir. menggerek koper ke tengah kubangan. memanjat pohon kelapa. berdiri di lantai tertinggi gedung parkir. berbicara di cermin tetangga. duduk lama-lama. menonton tiga puluh lima film. mandi tiga kali sehari. menulis blog. setiap detik dihabiskan di luar rumah sampai lelah kemudian pulang hanya untuk merebah.

selalu sadar ternyata butuh ketika si pemuas kebutuhan pergi mencari kebutuhannya sendiri.

sepulang dari himalaya, sekeluarga pergi tamasya. dua pekan. tinggalah diri sendiri seperti sipir yang memenjarakan sebuah rumah beserta satu-satunya isinya. satu hari aman. dua hari agak kelimpungan. tiga hari kehilangan. sisanya seperti tak ada lagi pegangan.

Tuhan itu terlalu baik ketika baru lahir manusia sudah diberi keluarga. coba diberi teman, ketika dia pergi keluar planet, mau jadi apa? untunglah sudah ada yang namanya garis keturunan. ikatan darah. mereka tidak pernah bisa terpisah. meski maut juga tak mau mengalah.

setelah menceritakan panjang lebar ini saya baru sadar. bahwa sebenarnya ketika saya jatuh bukanlah saya yang harus keluar rumah mencari hingar bingar untuk sekadar merenung. tetapi saya perlu satu dua minggu menetap dirumah sambil menanti anggota keluarga pergi tamasya semua. itu adalah saat yang tepat. tepat untuk meminta maaf pada diri sendiri. pada Tuhan. pada keluarga. pada pihak-pihak tak bersalah. saat yang tepat untuk menciptakan rindu. untuk memaknai arti dari pengabdian yang sesungguhnya. kasih agape yang diberikan kedua malaikat bernama orang tua.

hari ini saya kembali bertemu dengan mereka. ada peluk disana. ada kecerobohan. ada tangis namun setelahnya tertawa. ada permintaan maaf. ada kejujuran. kotak krayonku penuh dengannya. banyak sekali warna, dan aku mampu menggambar dunia.

selamat hari ulang tahun pernikahan yang kedua puluh enam, doa saya selalu yang baik-baik. saya terlalu menyayangi anda berdua. anda berdua yang tengah berpelukan dalam lelap di kamar utama. saya mencintai anda-anda.

malaikat numero uno.


2 komentar: