Rabu, 01 Agustus 2012

Laki-laki di Alaska (II)

"I wish I knew then what I know now 
Wouldn't dive in wouldn't bow down 
Gravity hurts, you made it so sweet 
Till I woke up on, on the concrete "


B menyibakkan selimut pada pukul tiga. mimpinya buruk sekali. degup jantung itu terasa hingga punggung.

"Ini sudah yang kedua belas kali..... lelah."

B melihat sekeliling dan memanggil ingatan. oh, ini di Alaska. B aman di rumah dua lelaki yang menyambutnya tadi pagi. mereka tidur di sofa dekat perapian, mengalah demi perempuan yang ingin otaknya sedikit dilubangi karena terlalu banyak mimpi. tadi siang B banyak mendengarkan cerita W dan Q tentang apapun. hidup mereka lain sekali -- maka Alaska resmi dijadikan B sebagai tempat observasi.

observasi cara manusia hidup, observasi bentuk afeksi, observasi hubungan horizontal, dan observasi apa saja yang tersisa untuk dicetuskan. 

dalam perbincangan mereka di siang yang menggigili bulu kuduk itu, B menemukan hubungan yang spesial dengan W dan Q. sesekali mereka memiliki senyum yang sama, tatapan yang sama, gelak tawa yang persis sama, hangat, itu inti persamaannya. sepertinya mereka saling menyayangi, namun bukan seperti satu teman ke teman lain, seperti lebih dalam. mereka sedang jatuh cinta.

kemudian teman-teman Alaska berdatangan, mereka banyak memberikan tawa dan pandangan-pandangan baru. bahwa kau tidak selamanya harus makan ikan di laut, sesekali bisa memelihara sendiri dengan penuh cinta, untuk menjadikan makhluk hidup baru yang lebih sehat dan bahagia, rasanya pasti lebih manis dan membuat tertawa. namun mereka tetap melakukan hal yang sama, meninggalkan dan menemukan, meski terlalu cepat. katanya hanya butuh satu minggu untuk membuat semuanya jadi baru, asal jangan pernah memakai benda yang bernama hati. agar tetap tertawa harus bisa melakukan itu, kata mereka.

ada satu lelaki Alaska yang tiba-tiba ingin berbicara empat mata.

"hai, kamu siapa namanya?"
"haloooo. nama aku B. hehehehhe"

lelaki itu meletakkan gelasnya dan meneliti air muka B.

"kamu sedang sedih B. sedari tadi aku duduk di sudut dan melihatmu tertawa --  namun tanpa jiwa. aku tidak yakin sekarang kamu sedang mendengarkan aku atau sibuk menangis di alam bawah sadarmu."

"tidaaak. aku baik. ah, iya memang aku sedang sedih. hiburlah aku. ajak aku berkeliling, aku ingin lihat  bahagia di Alaska."

lelaki yang B lupa namanya itu segera menarik tangannya keluar pintu. mereka berjalan berdua dengan tumpukan salju yang seolah ingin memeluk mereka sepanjang jalan, tak ingin berpisah.

mereka pergi ke tempat pohon cemara berkumpul dan burung-burung bercerita. ada sungai yang tidak pernah membeku, toko cupcake, café yang menjual semangkuk sup tawa, dan sebelum pulang, lelaki itu mengajak B untuk memandang langit, di sebuah bukit yang memiliki banyak gua. malam itu ada banyak bintang dan beberapa diantaranya seperti glitter yang membentang.

sebelum pulang, lelaki itu mencium kedua pipi B dengan hangat. B tersenyum. dia memang baru mengenal lelaki itu beberapa jam, namun sudah membuat B senang. memang terkadang tidak perlu terlalu dekat untuk menjadi sahabat.

B pulang dari ingatannya dan membatin di balik selimut. 


"terima kasih Alaska, mungkin aku akan menetap di sini empat atau lima, atau selamanya."

Sleep tight.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar