Sabtu, 07 Mei 2011

Perempuan bernama Februari

Tentu mudah ditebak kapan perempuan ini lahir. FEBRUARI. Bulan nomor dua, yang banyak dibisikkan orang bahwa ia adalah bulan cinta.

Apakah FEBRUARI terpancar dalam sosoknya?

Dia perempuan. Rambutnya dibiarkan tergerai panjang. Dengan sepeda keranjangnya ia menyapa ilalang dan bunga-bunga liar di sepanjang sungai, tempatnya mencari inspirasi.
Ia menghabiskan waktunya dengan mendengarkan semesta. Dia percaya semesta mendukungnya.

Suatu hari di bulan FEBRUARI..

Ketika hujan masih malu-malu turun, ketika Senja telah menyapa dan hendak pulang, ketika sebuah kue coklat berhiaskan lilin sebanyak 20 buah.. Perempuan bernama Februari, tengah berdoa, dalam lamunannya....

Beberapa kali bunga tidurnya menggambarkan keadaan ini. Dia memang duduk pada kursi kayu ini. Kue coklat ini memang dia beli dari toko kue yang dekat dari balai kota. Gemericik hujan memang didengarnya di dalam mimpi, yang seturut dengan turunnya lelehan air dari mata ke pipinya. Sebuah perasaan. Perasaan hilang. Perasaan ditinggalkan. Februari sendirian.


(ini pernah disimpan di draft, lupa kenapa ditulis, lupa lanjutannya, mungkin seperti ini)

Februari tersentak di tengah lamunan dungunya. Ia mengenali diri sendiri dan air matanya tertahan. Rambutnya pendek. Dia mengenakan jeans setengah lembab dan memegang segelas bir dingin. Sosok perempuan sempurna ternyata hanya lamunannya. Yang ia takutkan memang terjadi, ia terbangun dari mimpi.

(sori lagi dungu jadi gak nyambung, next time gue edit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar