Sabtu, 07 Mei 2011

lari

Saya takut apabila suatu saat kepala ini terus berontak dan isinya terbuai keluar. Ingatan dan segala isinya akan berlari pergi karena tak kuat sembunyi. Saya takut masa ini pelan-pelan hilang.

Kaki mendingin, tangan bersembunyi dibalik baju. Hidung sakit karena beku. 

Air mata sudah menjadi stalakmit. Beberapa orang tertawa di belakang karena sibuk mencari apa yang salah dengan saya. Beberapa lagi berlari mengejar saya, dan membawakan es krim merah kuning hijau. Mereka bilang jangan menangis. Mereka menangkap saya dan membawa saya pulang-ke sebuah tempat hangat yang tidak asing. Mereka peluk saya, menguatkan saya, mengajak saya duduk untuk menangis keras-keras.

Mungkin telinga mereka disumbat kasih sayang. Karena tingginya desibel tangis saya tak membuat senyum mereka luruh. Kata-kata 'kami sayang kamu' terus disampaikan. Saya tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran mereka saat ini. Yang pasti mereka sedang tidak memikirkan diri sendiri.

Adapun Tuhan yang baik membisikkan kata-kata ini, terus menerus, saat saya berlari mengejar tempat sembunyi.


"Marilah kamu yang letih, lesu, dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu."

Atmosfir menjadi hangat. Meski mata semakin rapat karena air tak berhenti mengalir, namun isak itu sudah reda. Saya masih sedih. Karena kehilangan. Karena kekecewaan. Karena kelelahan. Karena penyesalan. Karena kebodohan. Karena ketakutan. Namun Tuhan saya baik dan teman-teman saya adalah malaikat yang diutusNya untuk menahan saya bersembunyi.

Saya terlalu menyayangi mereka, dan belum mau ditinggal mereka pergi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar