aku sedang bersembunyi di dasar cangkir, menunggu langit-langit susu muncul. ketika kerutan semakin tebal aku berenang ke permukaan dan melahap lelangitan tanpa ragu. terlalu banyak dan terlalu membuai -- aku mabuk. pipiku menggembung dan perut mengendur. aku tak bisa keluar cangkir! tidak boleh menangis, nanti makin sulit bernapas. :(
"yamng ebgnak sbelablu mbudahb mbembubat mbatib..." - teriakku dalam susu
aku diam melihat langit-langit yang terbentuk lagi -- dan kali ini lebih tebal. aku melipat kaki susah payah dan menutup mata, setidaknya sampai leherku sebesar tusuk gigi kayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar