Kamis, 23 Juni 2011
banjir
bola matamu terlalu abu-abu
keruh
begitu juga langit di sore ini
aku memandangnya di balik kaca kereta
melaju perlahan, ku berlindung di pergelangan tiang
menyendu
mereka memberikan anak ini
dengan harapan
dapat menggantikanmu
selagi kau berperang
aku pulang, bersama hitam
disambut anakmu, yang duduk terdiam
dengan kaus putih usang
bola matanya abu-abu
meminta untuk dipeluk
kata mereka, anakmu dapat mengusir hujan
disaat pelupuk tak mampu lagi membendungnya
erat
dekat
konstan
sampai pagi datang, lalu berulang.
"Peluk aku sampai air matamu kering, ibu."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar