Minggu, 19 Februari 2012

sebuah post lama di hari pertama libur semester empat

hari ini gue menghadapi pagi yang kosong, yang sama seperti kemarin, dan kemarinnya lagi
gak ada tanggalan yang harus dikejar, atau orang-orang yang harus diajak main
lalu M mengajak gue untuk ke tempat yang cukup jauh

gue teringat gue ada janji dengan R, nonton di bioskop baru dekat rumah
namun sepertinya R gak dibolehin mamanya pergi, dan dia ngambek juga sama gue
bingung, akhirnya gue mengiyakan ajakan M untuk ketempat yang jauh itu

gue janjian dengan M di stasiun paling akhir
di perjalanan menuju stasiun itu, gue menyalakan ipod dengan playlist BANGUN
yang supaya gue bangun dari sedih gak jelas, bengong gak jelas
dengan rambut yang baru di potong kemarin, gue berpetualang

lalu di kereta itu gue berangkat sendirian, dengan modal sok deket sama ibu-ibu, nanya peron dan jam berapa sekarang
di dalam kereta banyak orang tua muda yang membawa anak perempuannya, rata-rata 4 tahunan, yang sibuk berdiri di tempat duduk oranye
mereka tampak senang melihat jalanan yang motion blur, sambil loncat-loncat di paha bapaknya masing-masing

gue aman dengan ipod gue, volume maksimal, dan kadang lagunya bikin kaget

sampai. gue menunggu M sambil masih dengerin ipod
Like a g6 like a g6 na na na now I'm feeling so high like a g6
oke ini lagu pas nemenin gue nungguin M, di tengah keramaian-lautan manusia mencari kebahagiaan

lalu M datang
lalu kita naik bus trans dan mulai bercerita
lalu sampai di sebuah tempat yang mengingatkan gue pada cerita lama

dulu gue dan teman-teman gue jam 1 pagi ada di tangga-tangga ini, cerita-cerita hantu
lalu di sebelah kanan ada perempuan yang mabuk, dan tidur di sela-sela pahanya sendiri
gak ada yang jemput dia
tapi kami ada yang jemput, kami menginap di rumah salah satu temen gue itu

balik lagi ke M
tapi gue dan M kesana bukan untuk duduk-duduk di tangga
tapi nemenin M siaran tentang kampus gue di salah satu radio terkenal di Jakarta
tapi gue gak masuk ke dapur rekaman, dan menunggu di sofa merah, bersama kawanan anak SMA super ribut dan labil yang sedang foto-foto dengan slr milik salah satu-mereka sibuk foto jari mereka dan berusaha membuatnya jadi auto focus

setelah satu jam, M keluar dari dapur rekaman
seperti pahlawan, gue jadi wanita yang diselamatkan
M mengajak gue makan, di jam 3 sore itu
setelah makan, kami pindah ke tempat makan lain untuk cari colokan
dan kami pindah ke tempat makan di depan tangga-tangga tempat bercerita setan itu

kangen.

lalu di sana gue dan M bercerita sampai hampir gelap
tentang apa saja yang sudah kami lewatkan
kangen juga sama si M ini, udah lama gak liat dia
dia sibuk di kampus, gue sibuk bengong di rumah

hape gue mati, mungkin udah suratan buat gak ngecek-ngecek yang gak penting
lalu gue dadah-dadah sama M karena udah disuruh pulang sama kakak gue

lalu gue sama kakak gue naik kereta dingin ke arah rumah
tapi ternyata ke mall dulu
gue makan mie ramen super extra hot
tapi gak pedes ah, hati gue lagi dingin mungkin...
lalu pulang

lalu ada di sini
di kamar dingin dengan Crayon
gue sadar kalo selama ini gue berjalan sendiri
maksud gue, fisik jalan kemana-mana, ketempat ramai-ramai
tapi gue gak merasa ada di sana
gue memikirkan momentum-momentum lama
yang menunggu untuk dirindukan

lalu kotak bersinar ini gue nyalakan, lagu terpasang
nyeeeh, pipi gue basah, sial
lalu Crayon ngeliatin gue

gue keinget notes yang ada di dalam kado-yang isinya Crayon-di hari usia gue genap 20 tahun

"Semoga boneka beruang ini bisa nemenin lu di saat lu ngerasa sedih. Kalo lu nangis, peluk aja dia, biar dia yang ngapusin tangisan lu."

Iya, dia emang lagi ngapusin tangis-tangisan gue, karena gue ngelap air mata dan ingus gue ke bajunya dia, hehe.
Gue gak tau apa yang gue tangisin.
Tapi semakin gue mandang Crayon, matanya yang bulat seperti biji kelengkeng ini, minta buat ditangisin.

Sampai nangisnya berhenti, sampai sekarang, Crayonnya masih di pelukan.
Makasih banget loh teman-teman yang kasih Crayon buat gue. Ampuh.

Banyak yang kuatir katanya gue udah kejauhan berimajinasi, sampai ngira si Crayon ini hidup.
Tapi, cuma dia yang nemenin gue saat gue merasa lonely, cuma dia yang duduk beku nungguin gue meper ingus dan teriak di perutnya, cuma dia yang bersedia di pencet-pencet, gak protes, gak balik mencet.

Karena dia benda mati. Atau karena dia kasihan?

Hehehehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar