Rabu, 08 Februari 2012

untuk Xena yang tak pulang sebulan

kupanggil kau Xena, The Warrior Princess
karena bagiku kau perempuan mandiri yang tangguh dan berotot

sungguh terasa cepat, aku menghentikan perkenalan ini
karena setiap hari kita mengenal satu sama lain
dan berakhir hari ini

kau terdiam, di baskom merah kusam pekarangan
dengan air seperempat dari selang
aku menunggu moncongmu keluar dari cangkang, kemudian sibuk berkeliling

sempat ingin mundur, terlalu sedih untuk mengingatmu, sayang.

kita pernah bergandengan tangan
ketika aku mengisi baskommu hingga meluap
lalu kau berenang sambil menancapkan kuku lentikmu pada jariku
dan kita berputar, melihat sekeliling
bak ibu yang menemani anaknya berenang
aku cinta kamu.

dan ketika kau mulai tidak suka pil hijau
aku memberimu suiran ayam goreng dan roti tawar
kau bosan dengan rutinitasmu dan ingin yang baru
meski akhirnya kau menyerah saat kuberikan pil hijau lagi - demi kesehatanmu

ketika aku sudah punya yang lain
kau nampak terdiam dalam baskom merah usangmu
sesekali aku melihat dan bertanya dengan kejamnya,
"Xena, kamu belum mati, kan?"
sesegera mungkin kau keluarkan moncongmu dari cangkang menuju permukaan
seolah ingin berkata, "Aku masih di sini, Senja".

kau mulai terlihat lebih kendur dari biasanya
baskom merah isi air seperempat mulai berwarna cokelat
aku melupakanmu
lupa melemparkan pil-pil hijau itu
melupakan ketulusanmu menungguku
melupakan momen berpegangan tangan milik kita

bagaimanapun, pergi adalah sebuah keputusan, yang akhirnya kau lakukan.
dari pekaranganku

dari kehidupanku


petualangan yang kau butuhkan, kau rindukan, mungkin ada di luar sana
tanpa kutahu dimana kau berteduh
mencari pengganti pil hijau saat lapar
mendapatkan orang yang ingin menggosok-gosok cangkangmu, sampai kau tertidur

tahukah kamu, Xena?
pil-pil hijaumu masih tersusun rapi dalam botol plastik, di bawah akuarium
baskom merah usang masih ada di pekarangan, tidak dengan air seperempat, namun ia menunggumu
foto-foto terdahulu juga menyesakkanku, mengundangku untuk hadir di perjamuan rasa bersalah dengan kostum jas pink elektrik

aku memikirkanmu seharian, sayang. Merindukanmu.

sempat aku membatin, "Aku rela lihat setan. Tapi kamu yang jadi setannya, Xena. Kau bermain di baskommu sementara aku sudah tahu kamu hantu."

ketika terdiam hanya membuatku ingin menguras air mata, aku berusaha mencari riuh yang semu


ketika kepulanganku menuju pekarangan kini disambut baskom merah usangmu yang sudah kering, seolah ikut mati karena tersiksa menunggumu.


Pulanglah, Xena. Aku mohon. Kapan saja. Setelah kau lelah berpetualang dan ingin kembali pulang. Kembali, Xena. Aku dan baskommu sangat rindu......


"Aku masih di sini, Senja. Dalam anganmu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar