Rabu, 18 Januari 2012

untuk berkemas pergi liburan

senang sekali jika aku mengambil tas besar dari kamar ayah lalu membawanya ke kamarku -- untuk dipandangi beberapa hari, kemudian menjelang saatnya, aku memilah baju untuk dimasukkan ke tas itu. dan sabun kesukaan, dan sikat gigi baru yang pakai helm, jaket supaya tidak dingin -- kata mama, segala charger, kamera, kaus kaki, lalu terduduk sebentar, ambil handphone. kamarku tak lebih indah dari kapal pecah dan aku bertanya pada teman-teman lain, 'kamu pakai tas ransel atau koper? berapa potong baju yang kamu bawa? shampoo kamu apa?' lalu berdiri dan menyusun puing puing di kamarku itu lagi.

aku sangat menyukai proses itu. harapan yang disusun ke dalam sebuah tas besar, 'ah aku mau bawa jaket ini, pasti nanti dingin. kalau pakai ini rasanya dipeluk', atau harapan lainnya.

tapi aku sebal dengan H-1 di malam hari dimana rasanya aku ingin memasukkan rumahku seutuhnya ke dalam tas besar ayah -- agar tak ada yang tertinggal. aku tidak bisa tidur kemudian dihinggapi mimpi semisal ceritanya di pagi hari itu aku berangkat tanpa mengenakan baju sehelaipun, atau pergi tanpa membawa tas selama satu minggu -- ah kesal sekali. tapi biasanya aku bangun dan mandi, lalu bersiap-siap pergi. di perjalanan berlangsung menyenangkan.

meskipun akhirnya pasti ada saja barang yang tertinggal. namanya juga aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar