Rabu, 18 Januari 2012

untuk macbook pro

baru beberapa bulan kamu menemani jari jariku menari, menulis satu-satu mimpi. kamu kaku dan kotak, dan silver namun ber-glitter. aku bingung kenapa aku harus menulis surat cinta padamu, kenapa ya? mungkin surat cinta ini isinya hanya ungkapan terima kasih yang sulit aku utarakan langsung, meski sekarang aku sedang asyik menari di atas tuts mu.
kamu adalah bagian dari mimpi, mimpi yang selama beberapa minggu aku bawa ke atas tempat tidur untukku nikmati dan ku ajak bicara. ya, aku mengajak bicara brosurmu. 'hai, apakah kelak kau akan menjadi milikku? semoga ayah mau membelikanmu segera, secepat mungkin!'

ah, dan ayah terlalu baik. aku diajak ke mall dan disuruh memilih kamu. aku jadi sedih. padahal laptop ayah sudah usang dan lebih kotak dari kamu -- dan tidak ada file musik di dalamnya, hanya ada microsoft word, outlook, power point, pdf, namanya juga ayah.

sekarang aku berhadapan denganmu, kita selalu bersama. intimasi yang tak kudapatkan dari siapapun. 24 jam sehari bisa saja aku habiskan dengan berbincang-bincang denganmu. atau kamu membantuku berpikir tentang masa depanku, tentang tugas-tugasku, tentang apa yang ingin kutulis disini, tentang lagu-lagu pembuat rindu berlebih, tentang perbincangan dengan seseorang di luar sana, tentang foto-foto memorial yang selalu aku pandangi setiap ingin tidur, namun aku seperti tak mengenalmu. siapa kau? macbook pro? siapa orang tuamu? dimana kampungmu, sayang? hahahaha kita ini gila.

aku rasa aku menyukaimu, kau tidak gampang mengantuk dan mau saja jika kusuruh tidur cepat. kau juga tau aku malas menekan-nekan tutsmu sehingga kau memberikan kemudahan -- geser saja ini maka kau akan mendapatkan ini, keajaiban terjadi. kau keajaiban.


meski aku tahu tulisanku kali ini cukup sampah, tapi kamu masih mau menampilkannya di layar, dan sesekali menyetrumku. haha. aku sayang kamu, macbook pro yang belum dinamai. bingung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar